Kehamilan pertamaku
Aku menanti buah hati pertamaku cukup lama, yaitu 2,5 tahun. Sempat was-was juga apakah aku akan diberi anugrah itu suatu saat nanti. Kadang aku menikmatinya, karena aku masih bebas beraktifitas, tapi kadang di saat aku sedang sendiri di rumah, tangisan itu tak bisa kubendung. Hidupku terasa monoton, tak ada kejutan-kejutan dari seorang anak.
Namun di saat yang tak diduga-duga, di saat aku sedang tidak terlalu memikirkannya, aku telat haid (lagi). Sejak menikah memang haidku sering mundur, bahkan jedanya bisa sampai 36 hari. Padahal waktu belum menikah, haidku teratur, 28-30 hari. Telat 4 hari sebenarnya sudah biasa bagiku, tapi saat itu aku ingin sekali mengetesnya. Aku membeli sebuah testpack, dan di subuh tanggal 17 Agustus 2005 terlihat 2 strip tegas di testpack. Rasanya tak percaya melihatnya. Kucoba kucek-kucek mata, karena siapa tahu aku masih ngantuk, jadi strip yang kelihatan ada 2. Tapi memang benar, stripnya ada 2! Langsung kubangunkan suamiku yang sedang terlelap. Dia kaget dengan ocehanku kalau aku positif hamil (menurut testpack). Akhirnya tanpa sadar kami menangis, bersyukur pada Allah karena doa kami untuk memiliki buah hati dikabulkan. Besoknya suamiku menunaikan nadzarnya untuk shaum 30 hari bila aku hamil.
Selang seminggu kemudian, kami cek ke dokter. Tapi siapa nyana, dokter itu bilang bahwa kemungkinan aku benar-benar hamil hanya 25%. Why? dia bilang itu karena aku belum bisa menunjukkan tanda-tanda kehamilan lainnya selain 2 strip di testpack itu. Tanda-tanda lainnya seperti mual-mual, bukti adanya kantung kehamilan yang akan terlihat bila diUSG dan tes darah yang menunjukkan bahwa aku positif hamil. Aku disuruh menunggu 1 minggu lagi untuk diUSG, memastikan adanya kantung kehamilan di rahimku, karena hasil testpack bisa saja salah. Duh, kecewanya kami. Masa sih salah hasil testpacknya? kan stripnya tegas begitu.
Sepulang dari dokter aku beli 2 testpack lagi. Besok dan lusanya aku mengetes lagi, ternyata memang ada 2 strip kok. Akhirnya aku berusaha meyakini bahwa aku memang benar-benar hamil, seperti harapanku selama ini.
Bulan depannya aku cek ke dokter lain, di USG, dan hasilnya kantung kehamilan itu benar-benar ada tapi janin belum terlihat karena masih sangat kecil. Waktu itu usia kehamilanku diperkirakan 8 minggu.
Hari-hari selanjutnya aku jalani kehamilanku ini kujalani dengan lumayan baik. Aku memang tidak terlalu 'mabuk' seperti biasa terjadi pada ibu hamil lainnya, tapi nafsu makanku di 4 bulan pertama agak terganggu. Namun setelah 5 bulan ke atas, alhamdulillah nafsu makanku kembali normal dan bisa menikmati kehamilan ini dengan beraktifitas seperti biasa. Di 4 bulan pertama, aku dipingit sama suamiku. Tidak boleh keluar rumah dengan naik kendaraan umum maupun naik motor sendiri. Ya dia khawatir aku keguguran karena kecapekan. Aku hanya boleh keluar bila bersama suami. Aku menurut saja, toh ini untuk kebaikan kami juga.
Senang sekali rasanya sa
at di usia menjelang 4 bulan kehamilan aku pertama kali merasakan gerakan janinku. Dia aktif sekali, dan semakin bertambah aktif saat usia kehamilanku sudah 9 bulan.
Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. Tanggal 21 april 2006, aku merasa mulas yang amat sangat. Ba'da maghrib aku bersama suamiku pun berangkat ke rumah sakit. Setelah diperiksa dalam, masih pembukaan 1. Karena sudah lewat HPL (hari perkiraan lahir), maka aku akan diinduksi dengan sebelumnya diCTG dulu untuk mengecek apakah kondisi jantung janinku baik. Waktu di CTG, ada indikasi janinku terlilit tali pusar. Hal ini terlihat saat janinku bergerak, detak jantungnya meningkat hingga 167/menit, padahal normalnya hanya 120. Tapi menurut dokter, aku masih bisa diusahakan melahirkan normal.
Karena sakit yang amat sangat selama 24 jam, pembukaan hanya sampai 3, tenagaku sudah terkuras karena menahan sakit dan tidak tidur semalaman, maka aku memutuskan untuk menjalani operasi sesar.
Hari sabtu, 22 April 2006 , pukul 22.00 wib, lahirlah anak pertamaku, laki-laki sehat, dengan BB 2,7kg PB 7cm. Ternyata benar dia terlilit tali pusarnya yang panjang itu sebanyak 3 lilitan, dan air ketubanku sudah hijau, menunjukkan bayiku stres di dalam rahim. Alhamdulillah aku bersyukur karena telah ditunjukkan untuk cepat mengambil kep
utusan sesar. Aku tidak bisa membayangkan bayiku keracunan air ketuban hanya karena aku keukeuh ingin melahirkan normal.
utusan sesar. Aku tidak bisa membayangkan bayiku keracunan air ketuban hanya karena aku keukeuh ingin melahirkan normal.
Label: Kehamilanku
1 Komentar:
Salam. Tersentuh membaca catatan seorang ibu berhubung kelahiran. Terasa keinsafan berhubung adanya kehidupan ini. Alhamdulillah, daku masih hidup dan menghirup udara pemberian tuhan.
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda